Perawatan kayu termasuk di dalamnya adalah pengawetan kayu. Perawatan kayu perlu dilakukan dan sangat penting agar lebih tahan lama. Semua jenis kayu tidak terkecuali membutuhkan proses perawatan yang panjang mulai dari penebangan kayu hingga pada proses finishing kayu. Proses perawatan panjang kayu agar lebih tahan lama membuat para pengrajin harus memilih cara yang tepat.
Cara mengewetkan kayu secara tradisional hingga kini masih banyak digunakan. Banyak pengrajin kayu tradisional yang masih percaya bahwa cara tradisional ini dianggap sangat efektif menjaga kayu dari rayap dan juga jamur.
Baca Juga : cara membuat furniture kayu yg tahan air dengan bahan pengawet
Pengawetan kayu secara tradisional biasanya berbeda-beda di setiap daerah. Apa cara mengawetkan kayu tradisional di daerah Anda dan apakah masih efektif? Berikut ini beberapa cara tradisional yang hingga saat ini masih dilakukan:
Pernahkah Anda melihat banyak tumpukan kayu yang berada di sungai? Itu bukan membuang kayu secara sembarangan namun sebagai salah satu cara untuk merawat dan mengawetkan kayu. Air sungai akan meresap ke dalam kayu sehingga menghilangkan zat ekstraktif yang terdapat di dalam kayu. Zat tersebut akan membuat kayu cepat lapuk apabila tidak dihilangkan dengan segera.
Proses penghilangan zat ekstraktif tersebut disebut dengan fermentasi berantai. Kandungan zat yan menimbulkan pati ini adalah makanan serangga perusak kayu seperti rayap sehingga harus dihilangkan. Perendaman akan dilakukan beberapa jam hingga sari pati dalam kayu hilang.
Selain sungai merendam tumpukan log atau sawn timber dalam kolam juga sangat efektif. Karena air yang digunakan tidak mengalir maka diperlukan bahan lain. Beberapa bahan alami akan ditambahkan yakni pelepah pisang, daun tembakau, merang padi dan juga bunga cengkeh. Perendaman di dalam kolam akan dilakukan selama 2 hingga 3 bulan.
Kayu yang akan direndam sebelumnya telah dicuci selama 7 hari berturut-turut. Cairan yang digunakan juga perlu ditambahkan dengan bahan-bahan alami tersebut. Apabila perendaman dilakukan lebih lama maka mutu kayu yang dihasilkan semakin bagus atau semakin tahan lama.
Ada dua cara tradisional yang banyak digunakan hingga di seluruh dunia yakni dengan mengasapi atau membakar kayu. Tekni membakar kayu di Jepang dikenal dengan shou sugi ban yakni membakar kayu cedar agar kering dan menjadi tahan lama. Bahkan teknik ini justru memberikan penampilan kayu cedar lebih menarik.
Selain dengan membakar, teknik pengasapan lebih familiar dan banyak digunakan di Indonesia. Teknik yang digunakan ini adalah mengasapi kayu dengan bahan-bahan yang mengandung alkohol, keton, ester, hidrokarbon, asam organik, fenol, dan juga bahan heterosiklis. Zat tersebut akan membuat kayu terlindungi dan terhindar dari jamur dan rayap bahkan membunuhnya.
Melihat berbagai macam jenis pengawetan kayu secara tradisional tersebut apakah efeknya terbukti ampuh dan membuat rayap dan jamur tidak akan mengganggu kayu? Apakah ada cara lain yang lebih efektif dan lebih cepat?
Melihat dari rentang waktu yang dibutuhkan dalam proses pengawetan kayu tersebut dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengawetkan. Padahal hasilnya akan mempertahankan kayu dalam beberapa tahun saja terhindar dari jamur dan juga rayap.
Modern ini terdapat cara yang lebih mudah dan waktu yang lebih singkat yakni dengan obat anti jamur dan obat anti rayap. Cara aplikasinya mudah dan efeknya bisa lebih lama.
Jika melihat cara yang lebih baik dan lebih cepat maka menggunakan obat anti jamur dan obat anti rayap kini adalah pilihan yang terbaik. Harga untuk obat-obatan pengawet kayu ini juga sangat murah melihat hasilnya yang lebih maksimal dan juga tahan lama.
Cara aplikasi yang mudah ini bisa dilakukan pada saat kayu belum melalui tahapan finishing dan sudah berbentuk furniture atau bisa juga digunakan pada saat kayu masih berbentuk sawn timber. Tidak seperti cara tradisional dimana kayu harus diawetkan saat masih berbentuk kayu log.
Kemudahan aplikasi obat anti rayap dan obat anti jamur ini disesuaikan dengan kebutuhan perawatan kayu yang lebih praktis. Cara menggunakannya cukup mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam bak yang berisi air sesuai dengan petunjuk pemakaian dalam kemasan.
Perendaman sawn timber atau kayu ke dalam larutan obat dilakukan selama 2 hingga 3 jam. Setelah itu kayu cukup dikeringkan dengan panas matahari atau dengan kiln dry hingga mendapatkan MC kayu yang dibutuhkan. Lapisan obat yang meresap sudah bisa memberikan pengawetan kayu terhadap jamur dan juga rayap.
Cara lain untuk menggunakan obat dalam skala kecil yakni furniture yang belum difinishing adalah dengan melarutkannya dengan air. Kemudian setelah larutan siap gunakan kuas untuk mengaplikasikan ke seluruh permukaan kayu. Maka larutan akan meresap, cukup jemur langsung pada panas matahari hingga kayu benar-benar kering .
Furniture akan siap difinishing setelah aplikasi obat anti rayap dan obat anti jamur. Alternatif menggunakan obat ini sangat fleksibel bukan dibandingkan dengan cara tradisional yang lama dan hanya dapat dilakukan dalam skala besar?
Apabila kayu atau furniture sudah selesai diberikan bahan pengawetan maka selanjutnya beralih pada finishing. Perlu diingat bahwa proses finishing adalah memberikan lapisan coating pada furniture sehingga terlindungi dari kelembaban dan juga perubahan cuaca.
Pori kayu yang tadinya terbuka kini telah tertutup dengan lapisan coating. Jika Anda menghendaki furniture menggunakan bahan finishing berupa cat maka begitulah cara kerjanya. Namun beberapa orang lebih memilih untuk membiarkan furniture yakni memiliki tampilan natural alami.
Pilihan finishing natural alami ini biasanya hanya dapat diterapkan pada jenis kayu yang berkualitas tinggi. Seperti misalnya kayu jati, kayu sonokeling atau jenis kayu yang tahan rayap dan tahan jamur. Di dalam jenis kayu tersebut biasanya terdapat resin atau bahan khusus yang akan menangkal kerusakan akibat rayap.
Kayu tersebut juga membutuhkan perawatan khusus dengan bahan poles kayu. Saat ini di Indonesia sudah banyak sekali jenis bahan poles kayu yang digunakan. Bahan poles kayu ada yang aman dan ada yang khusus diaplikasikan pada furniture.
Furniture dapur seperti meja makan membutuhkan bahan poles kayu yang aman dan ramah lingkungan. Bahan ini biasanya menggunakan beeswax, yakni lilin lebah yang aman bahkan jika bersentuhan dengan makanan.
Cara aplikasi bahan poles kayu pada permukaan furnitur sangat mudah, yaitu dengan kain katun yang kering dan bersih. Ambil sedikit bahan poles menggunakan kain kemudian gosokan ke seluruh permukaan furniture kayu. Aplikasi ini bisa diperingan menggunakan buffer apabila furniture berukuran besar.
Hasilnya furniture akan memiliki tampilan natural dan tidak memiliki lapisan coating namun tampak sedikit berkilau. Bahan poles akan meresap masuk ke dalam pori kayu sehingga melindungi kayu dari dalam. Proses poles kayu ini harus dilakukan secara rutin yakni satu bulan sekali.