Bagi para pengrajin dan DIY mungkin sudah tidak asing lagi dengan kayu cempaka. Kayu ini adalah tanaman yang berasal dari Sulawesi dimana ia tumbuh hingga wilayah Maluku. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Elmerrillia ovalis dan disebut juga sebagai Cempaka hutan kasar.
Tanaman ini adalah tanaman berkayu atau pohon yang bisa memiliki ketinggian hingga 45 meter. Sama tingginya seperti pohon yang dimanfaatkan kayunya. Diameter cukup besar yaitu 2 meter dengan batang yang lurus berwarna coklat muda.
Pertumbuhan pohon cempaka berada di tanah dengan ketinggian 1000 mdpl dan di hutan tropis. Tanaman ini bisa tumbuh subur jika terdapat persediaan air yang banyak. Ada dua jenis tanaman cempaka yaitu cempaka hutan kasar dan cempaka kuning.
Baca Juga : jenis jenis spray gun dan fungsinya
Perbedaannya yang sangat kentara terdapat pada warnanya. Cempaka kuning seperti namanya yaitu berwarna kekuningan sedangkan cempaka hutan kasar memiliki warna lebih pucat atau putih. Selain itu cempaka kuning lebih langka dan dilindungi dibandingkan cempaka hutan kasar.
Kayu cempaka disebut juga sebagai kayu Baros. Perlu diketahui bagaimana karakteristik dari kayu cempaka yang nantinya sangat berpengaruh terhadap pengolahan menjadi fungsi tertentu. Pertama dari segi kekuatan, kelas kuat kayu cempaka adalah III-IV dimana kayu ini tidak terlalu kuat.
Kedua dari segi keawetan kayu ini cukup baik yaitu masuk kelas II sama seperti kayu mahoni namun masih rendah dari kayu jati. Kemabng susut dari kayucempaka ini sangat rendah yang artinya Anda tidak perlu khawatir kayu akan berubah bentuk secara besar-besaran.
ketika dikeringkan, kayu tidak akan mudah retak sehingga cukup mempercepat proses pengeringannya. Sedangkan tingkat kekerasannya sedang yaitu agak lunak hingga keras. Satu kekurangan dari kayu cempaka adalah tidak terlalu banyak dikenal karena kayu ini tidak memiliki persebaran pertumbuhan yang luas.
Jika dilihat dari kelas kuat kayu cempaka yang rendah maka dibutuhkan ukuran kayu yang tebal apabila Anda ingin menggunakannya menopang beban berat. Misalnya saja seperti tempat tidur. Sedangkan yang paling perlu diperhatikan adalah kelas awetnya.
Kelas awet kayu cempaka masuk pada kelas II, artinya kayu tidak memiliki resin khusus yang dapat digunakan untuk menangkal rayap. Maka sangat penting untuk melakukan proses pengawetan kayu cempaka.
Bagaimana proses pengawetan dilakukan? Anda membutuhkan obat khusus anti jamur dan anti serangga yang dapat memberikan perlindungan serta membunuh rayap. Obat ini biasanya berbentuk cair dan akan meresap ke dalam pori kayu.
Perlindungan dari obat ini akan dilakukan dari dalam, salah satu jenisnya adalah BioCide Insecticide. Obat ini sangat ampuh untuk menghilangkan dan mencegah datangnya rayap setelah pengolahan kayu selesai.
Proses aplikasi bisa dilakukan di dua kondisi, pertama ketika kau telah dikeringkan dan berbentuk sawn timber, atau sebelum proses finishing. Hal terpenting adalah kayu telah kering dan tidak memiliki lapisan coating.
Tata cara aplikasi obat BioCide Insecticide terhadap kayu cempaka sangat mudah. Bahan pelarut yang dibutuhkan adalah air sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan uang lebih. Anda juga tidak perlu menggunakan solar yang merupakan cara pengawetan tradisional.
Berikut ini langkah-langkah pengawetan kayu cempaka menggunakan BioCide Insecticide yang dilakukan sebelum proses finishing berlangsung.
Tips agar bahan meresap hingga dalam adalah Anda bisa mengaplikasikan obat dua atau tiga kali. Proses pengawetan ini sebaiknya dilakukan satu hari sebelum finishing. Memastikan kayu benar-benar kering sebelum pengecatan sangat penting.
Kayu cempaka yang sudah diawetkan membuat Anda tidak perlu khawatir lagi dengan masalah rayap. Pengolahan kayu cempaka menjadi lebih mudah begitu pula dengan finishingnya.
Ada banyak sekali fungsi dari kayu cempaka yang belum banyak diketahui. Padahal bagi masyarakat Sulawesi asli, kayu cempaka sudah sering digunakan bahkan sejak zaman dahulu.
Apa saja fungsi dari kayu cempaka? Berikut ini macam-macamnya.
Rumah adat khas Sulawesi biasanya menggunakan kayu cempaka. Kayu ini bagus untuk dibentuk sebagai kerangka rumah. Alasan utamanya adalah ukuran kayu yang besar namun tidak sulit dibentuk atau dipotong.
Kayu cempaka memiliki diameter hingga 2 meter dengan tinggi mencapai 45 meter. Sehingga ukurannya bisa sangat besar cocok digunakan sebagai bahan bangunan rumah adat waloan tersebut.
Selain sebagai bahan bangunan, kayu juga sering digunakan sebagai furniture. Kayu sisa dari bahan bangunan dimanfaatkan masyarakat Sulawesi sebagai furniture dalam ruangan.
Tingkat kekerasan kayu yang sedang membuatnya sangat mudah untuk dibentuk menjadi ukuran yang lebih kecil.
Kayu cempaka terkenal sebagai kayu yang mudah untuk di ukir dan ukiran yang terkenal dari Toraja biasanya menggunakan kayu cempaka. Ciri khas ukiran ini adalah pola geometris dan abstrak, masing-masing pola juga memiliki makna berbeda.
Berbagai macam fungsi dari kayu cempaka tidak akan menarik tanpa adanya proses finishing. Pengecatan sangat penting juga dalam rangka pengawetan kayu. Memberikan lapisan paling luar perlindungan yang bisa dilakukan dengan mudah.
Cat pernis kayu adalah bahan finishing yang biasanya digunakan oleh masyarakat lokal untuk finishing kayu cempaka. Saat ini Anda tidak perlu menggunakan pernis tradisional yang memiliki bau menyengat sehingga memberikan efek pusing.
Bagi Anda yang ingin menghindari masalah tersebut sebaiknya gunakan pernis kayu water based seperti Biovarnish. Cara aplikasinya sangat mudah dan memberikan warna kayu transparan seperti warna kayu aslinya.
Warna transparan tidak akan berubah walaupun sudah digunakan selama beberapa tahun. Alasannya adalah bahan dasar air tidak memiliki efek perubahan warna pada lapisan coating.
Berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengecat kayu cempaka mendapatkan warna yang transparan.
Hasilnya Anda akan melihat tampilan transparan dari kayu yang lebih tahan lama.