Jika Anda akan menggunakan bahan finishing maka kenali perbedaan pernis dan plitur serta bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya.
Dalam industri furniture baik ekspor atau impor, industri kerajinan kayu menengah dan juga para penghobi kayu bahan finishing adalah produk yang harus dipilih secara tepat dan cermat. Selama ini banyak yang menganggap bahawa bahan finishing yang dipilih harus memiliki kualitas yang baik yaitu tahan lama dan mampu memberikan penampilan yang terbaik pada hasil karyanya.
Hal itu memeng benar, dilihat dari sejarahnya kebutuhan finishing diciptakan oleh manusia karena ingin memperoleh warna yang berbeda dari warna aslinya. Oleh karena itu manusia mulai menciptakan cat atau bahan finishing yang terbuat dari arang, kapur, bergai macam jenis tanah berwarna dan sumber-sumeber warna lain yang berasal dari alam. Lalu bagaimana bahan tersebut dapat menempel pada material?
Baca Juga : begini cara menggunakan pernis yang benar
Manusia menggunakan getah tanaman atau pohon untuk merekatkan bahan bahan tersebut maka munculah warna-warna alami yang memperindah material. Anda bisa melihat hasil finishing berwarna pada peninggalan-peninggalan Mesir kuno.
Baca Juga : simak perbedaan harga pernis kayu dari jenis bahan pencampurnya
Pada perkembangannya seperti di wilayah Cina, Jepang dan Amerika pigment warna diciptakan secara natural yaitu menggunakan resin pohon dan minyak sayuran yang dikenal natural pigmen yang saat ini dikenal dengan nama pernis kayu. Jadi sudah sangat jelas apa itu pernis sebenarnya.
Perkembangan selanjutnya yakni di abad ke 5, muncul seniman Leo Batista Alberta yang menggunakan cat minyak kemudian dicampur dengan turpetine. Hal inilah yang kemudian digunakan oleh semua seniman di seluruh Eropa.
Pada abad tersebut hingga awal abad ke 19 sebelum revolusi industri penggunaan cat hanya pada kaum bangsawana saja yang mampu membeli dan menyewa seniman untuk melukis dinding rumah atau furniture. Pada abad ke 19 mulailah penggunaan cat tidak hanya untuk kaum bangsawan saja karena banyaknya industri cat.
Industri- industri ini memanfaatkan bahan kimia dan juga resin serangga dari Thailand dan India. Cat inilah yang dikenal dengan politur. Politur sendiri tidak hanya memiliki warna natural atau transparan tetapi juga bisa dicampur dengan pigment warna dan dilarutkan dengan solvent.
Jika Anda mengenal shellac india, produk finishing tersebutlah yang dimaksudkan plitur pertama kali. Perbedaan pernis kayu dan plitur di atas akan berkembang menjadi jenis cat yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti yang diciptakan pada abad ke 20.
Kandungan resin dicampur dengan bahan solvent yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan tubuh. Anda bisa melihat atau merasakannya dari bau menyengat yang dikeluarkan oleh pernis atau plitur.
Perbedaan pernis dan plitur berdasarkan bahannya kemudian berkembang dan berkembang memanfaatkan bahan kimia. Saat ini sudah sangat banyak sekali pabrik-pabrik yang menghasilkan pernis dan plitur.
Berbagai macam merk pernis kayu maupun plitur kayu dengan harga yang berbeda-beda ini sama-sama berbahaya.
Oleh karena itu sebagai pengguna bahan kimia Anda diminta untuk lebih selektif dalam membeli bahan finishing. Fungsi utama dari pernis dan plitur adalah untuk memberikan penampilan dan juga perlindungan pada kayu. Akan tetapi apakah kedua bahan tersebut akan melindungi Anda dari bahan kimia yang terdapat di dalamnya? Belum tentu.
Berikut ini tiga bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan dalam bahan cat dengan kadar yang tinggi sehingga harus diwaspadai:
Sebenarnya masih banyak jenis bahan kimia lain yang juga berbahaya untuk digunakan di dalam cat. Menurut standar regulasi di Eropa yaitu ECHA (European Chemical Agency ) terdapat 82 jenis bahan kimia yang seharusnya tidak digunakan pada bahan cat. Di Eropa sendiri bahan kimia tersebut sudah dilarang. Sedangkan di Amerika, yaitu dalam standar regualsi US EPA (Enviromental Protection Agency) telah dicanangkan ambang batas penggunaan VOC (Volatile Organic Compound) yang mempu menimbulkan polusi udara di dalam ruangan. Fungsi ini seharusnya juga diterapkan pada pabrik pabrik cat di Indonesia agar masyarakat dapat memperoleh bahan finishing yang aman tetapi tidak meninggalkan fungsi cat pada furniture.
Salah satu produk yang bisa Anda percaya dan juga telah mengikuti standar regulasi baik di Eropa dan Amerika tersebut adalah produk Biovarnish. Salah satu produk ini adalah produk di abad ke 21 yang menggunakan teknologi acrylic water based. Dengan bahan dasar air dan bahan pealurt air maka bahan finishing tidak akan membahayakan kesehatan tubuh Anda. Produk finishing yang aman seperti Biovarnish seharusnya sudah digunakan sekarang juga demi menciptakan lingkungan yang aman dan ramah lingkungan.