Finishing cat water-based kini semakin populer di berbagai industri, terutama furnitur dan otomotif. Keunggulannya yang ramah lingkungan, cepat kering, serta minim bau membuatnya menjadi pilihan utama. Namun, satu faktor penting yang kerap diabaikan adalah kelembaban udara. Dalam proses finishing, kelembaban udara dapat memengaruhi kualitas akhir cat secara signifikan. Artikel ini akan membahas bagaimana tingkat kelembaban mempengaruhi hasil finishing cat water-based dan bagaimana cara mengendalikannya untuk hasil optimal.
Cat water-based adalah jenis cat yang menggunakan air sebagai pelarut utama. Tidak seperti cat solvent-based yang mengandalkan bahan kimia organik, cat ini lebih aman bagi pengguna dan lingkungan.
Baca Juga : Jual Cat Dasar Kayu Tidak Berbau Biovarnish dan Bioduco Terbaik
Ramah lingkungan dan rendah VOC (Volatile Organic Compounds)
Cepat kering di kondisi normal
Mudah dibersihkan dengan air
Tidak menimbulkan bau menyengat
Meskipun memiliki banyak kelebihan, cat water-based sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan, terutama kelembaban udara.
Kelembaban udara mengacu pada jumlah uap air yang terdapat di atmosfer. Dalam proses finishing, terutama saat pengeringan dan penguapan, kelembaban memainkan peran vital.
Terlalu tinggi: Proses pengeringan menjadi lambat, lapisan cat tidak mengering sempurna
Terlalu rendah: Cat mengering terlalu cepat, menyebabkan retak atau belang
Tidak stabil: Menghasilkan permukaan tidak rata, mengurangi daya lekat cat
Cat water-based membutuhkan waktu penguapan air untuk mengering. Dalam kondisi kelembaban tinggi (di atas 70%), air menguap lebih lambat, sehingga cat cenderung:
Mengering lebih lama
Mudah tertempel debu dan kotoran
Berpotensi membentuk gelembung udara
Sebaliknya, jika kelembaban terlalu rendah (di bawah 40%), air akan menguap terlalu cepat. Akibatnya:
Permukaan cat cepat kering, tapi bagian bawah belum kering sempurna
Meningkatkan risiko cracking dan blushing (permukaan menjadi buram)
Dalam kelembaban tinggi, substrat (misalnya kayu) bisa menyerap kelembaban berlebih, sehingga:
Daya lekat cat menurun
Permukaan menjadi lembek atau tidak rata
Terjadi delaminasi (pengelupasan lapisan cat)
Pada kelembaban rendah, permukaan bisa terlalu kering, menyebabkan:
Cat tidak menyerap dengan baik
Daya rekat melemah, terutama pada lapisan dasar
Hasil akhir dari cat water-based sangat dipengaruhi oleh kondisi kelembaban:
Kelembaban tinggi: Finishing tampak kusam, warna tidak merata, dan ada kemungkinan timbul jamur
Kelembaban rendah: Warna bisa terlalu terang atau belang, tekstur kasar
Agar hasil maksimal, finishing sebaiknya dilakukan pada kelembaban relatif (relative humidity) yang terkontrol.
50–60% RH (Relative Humidity): Kisaran paling stabil untuk pengeringan sempurna
30–50% RH: Masih aman, namun memerlukan penyesuaian teknis
>70% atau <30%: Sebaiknya dihindari atau dikompensasi dengan teknologi kontrol kelembaban
Mengontrol kelembaban udara merupakan langkah penting untuk memastikan hasil finishing optimal. Berikut beberapa metode yang bisa digunakan:
Alat ini dapat mengukur tingkat kelembaban secara akurat. Pastikan Anda mengecek ruangan sebelum proses finishing dimulai.
Dehumidifier: Mengurangi kelembaban di area kerja
Humidifier: Menambah kelembaban jika udara terlalu kering
Pastikan sirkulasi udara baik. Ventilasi yang baik membantu menjaga kelembaban tetap stabil dan mempercepat penguapan yang merata.
Untuk pekerjaan profesional, finishing sebaiknya dilakukan di ruang khusus (spray booth) yang dilengkapi sistem kontrol iklim.
Beberapa produsen cat menyediakan aditif khusus yang bisa membantu mempercepat atau memperlambat proses pengeringan sesuai kebutuhan kelembaban.
Selalu uji kelembaban sebelum mengecat
Gunakan cat water-based sesuai rekomendasi pabrik
Lakukan finishing pada pagi atau sore hari saat kelembaban relatif stabil
Simpan cat dan bahan finishing di tempat kering dan tertutup
Pada musim hujan, kelembaban bisa mencapai 80–90%. Seorang pengrajin furnitur melaporkan hasil finishingnya selalu tampak kusam dan tidak rata. Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan bahwa ruang kerja tidak memiliki sistem ventilasi dan tidak menggunakan pengukur kelembaban.
Solusi yang diterapkan:
Menambahkan dehumidifier
Menyesuaikan waktu pengecatan ke siang hari saat kelembaban cenderung menurun
Menggunakan cat dengan aditif anti-blushing
Hasilnya:
Warna lebih cerah
Permukaan lebih halus
Tidak ada lagi pengelupasan
Kelembaban udara memiliki pengaruh besar terhadap hasil finishing cat water-based. Kelembaban yang terlalu tinggi atau rendah bisa menyebabkan masalah seperti pengeringan tidak merata, warna belang, daya rekat rendah, hingga permukaan kusam. Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk:
Mengontrol kelembaban ruangan kerja
Menggunakan alat pengukur kelembaban secara rutin
Menyesuaikan waktu pengecatan dengan kondisi cuaca
Memanfaatkan teknologi seperti humidifier atau dehumidifier
Dengan memperhatikan faktor kelembaban, hasil finishing cat water-based tidak hanya akan lebih indah, tetapi juga tahan lama dan profesional.
Gunakan Cat Water-Based Berkualitas
Diformulasikan khusus untuk stabil dalam berbagai tingkat kelembaban. Dapatkan hasil finishing lebih cerah dan tahan lama! Klik Gambar di Bawah!