Menciptakan wooden bike yang menarik adalah dengan finishing kayu kuas agar setiap detil sepeda terlapisi dan terlindungi sehingga tahan lama dan berwarna menarik.
Sepada kayu, mungkin Anda saat ini jarang melihatnya. Sebagian besar sepeda modern ini menggunakan material besi atau metal. Sepada adalah alat transportasi tanpa mesin yang pertama kali diciptakan oleh manusia. Dengan menggunakan sepeda, manusia bisa melakukan perjalanan dalam kota lebih cepat tentunya daripada berjalan kaki. Sepeda yang menggunakan material kayu saat ini sudah sanga jarang, beberapa masih ditemukan atau memang diciptakan khusus. Hobi sepeda kayu masih banyak ditemukan di luar negeri sedangkan di Indonesia masih jarang, hal ini dipengaruhi kebudayaan bersepeda di luar negeri cukup tinggi. Mungkin Anda salah satunya yang hobi bersepeda?
Bagi Anda yang gemar dengan sepeda kayu harus mengeluarkan budget yang cukup tinggi, karena harga sepeda kayu tidaklah murah. Material kayu yang digunakan harus berkualitas karena akan sering digunakan. Begitu pula dengan finihisngnya. Dengan bersepeda kayu, maka akan terasa kembali lagi dan menyatu dengan alam. Oleh karena itu finishing yang diusung oleh sepeda kayu adalah warna natural. Pemilihan warna natural pun disesuaikan dengan jenis kayu misal kayu jati bisa menggunakan warna walnut atau yellow teak. Finishing kayu kuas akan menjadi alternatif yang mudah, jika Anda membeli sepeda unfinishing Anda bisa melakukan finishing sendiri sesuai kehendak Anda.
Bersepeda adalah salah satu kebudayaan yang harus mulai digerakan lagi. Dengan bersepeda manusia diajak untuk hidup sehat dan tidak malas. Kebudayaan bersepeda sendiri sudah mulai sejak tahun 1817 dan berawal di Eropa. Pada waktu itu sepeda belum berbentuk seperti sepada saat ini melainkan tergabung dalam beberapa roda yang disebut dengan velocipede. Awalnya velocipede diciptakan di Perancis dan diproduksi besar-besaran oleh perusahaan Michaux dari tahun 1867 hingga 1869. Pada tahun-tahun inilah sepeda memasuki tahun keemasan, banyak orang yang menggunakan velocipede di jalan perkotaan.
Selain velocipede, di Eropa juga berkembang yang disebut dengan dandy horse. Bentuk dandy horse sangat menyerupai sepeda modern ini hanya saja pada dandy horse tidak terdapat pedal. Sehingga ketika digunakan mengandalkan kaki. Sedangkan jika beberapa desain velocipede ada yang menggunakan pedal akan tetapi bentuknya belum menyerupai sepeda. Mungkin untuk melihat desain dari velocipede bisa Anda lihat di pertunjukan sirkus yang menggunakan sepeda unik itulah salah satu desain velocipede.
Semua desain baik dandy horse dan juga velocipede menggunakan material kayu. Bahkan tidak jarang juga roda yang dibuat juga menggunakan kayu yang dilengkungkan. Saat ini sepeda kebanyakan hanya menggunakan material kayu sebagai pembuat frame saja. Jenis kayu yang digunakan untuk sepeda biasanya adalah kayu solid, plywood bahkan bambu. Jika menggunakan plywood, maka sepeda yang diciptakan akan berbobot ringan. Sedangkan untuk finishingnya dipilih dengan finishing kayu kuas.
Pemilihan finishing wooden bike akan dipengaruhi oleh jenis cat yang digunakan. Sepeda kayu bukanlah barang yang murah oleh karena itu pemilihan cat sebagai bahan finishing tidak bisa dianggap remeh. Agar wooden bike tampak menarik dan bebas brush mark pilih kuas yang halus bisa jika menggunakan kuas yang dibalut dengan kain katun bersih dan kering. Sudah dipastikan bekas brush mark tidak akan terlalu tampak. Selain itu juga pilih yang tarikan kuas ringan. Cat dengan tarikan kuas ringan biasanya adalah cat water based. Dengan bahan campuran air maka tarikan kuas akan ringan.
Cara finishing kayu kuas untuk wooden bike bisa dengan mudah Anda lakukan dengan menggunakan cat kayu kuas Biovarnish. Semua kelebihan cat kayu kuas terdapat dalam formula cat kayu kuas Biovarnish. Segera dapatkan cat kayu kuas Biovarnish melalui agan kami di Jepara dengan mendatangi alamat Jalan Raya Kudus No 9, Ngabul, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Bisa juga Anda menanyakan produk cat Biovarnish melalui WA di 08122-525-9280 atau telepon di 0291-598992.
